Selamat Datang di Blog Lembaga Kebudayaan Daerah Kepulauan Aru

Call For Papers

CALL FOR PAPERS
KONGRES KEBUDAYAAN MALUKU III TAHUN 2018
DOBO, 6 – 8 NOVEMBER 2018
Maluku dengan julukan negeri seribu pulau tidak hanya memiliki jumlah pulau yang banyak tetapi juga memiliki keragaman budaya yang tidak kalah banyaknya. Secara administratif terbagi dalam 11 kabupaten/kota dimana masing-masing daerah administratif kabupaten/kota memiliki keunikan identitas sub etniknya sendiri. Dalam upaya menemukan identitas ke-Maluku-an dan memahami diaspora ke-Maluku-an dan untuk menindak-lanjuti Kongres Kebudayaan Maluku I & II, maka KKM III ini dilakukan dengan fokus pada bagaimana membangun semangat persaudaraan di antara warga masyarakat Maluku dari perspektif budaya. Tujuan pelaksanaan KKM III adalah sebagai bagian dari konsolidasi sosio-kultural, sosialisasi tentang manisfestasi dan ekspresi budaya, perumusan gagasan strategis dan peningkatan hubungan persaudaraan di Maluku guna mewujudkan membangun Maluku yang lebih maju dan berkeadaban.
Penyelenggaraan KKM III diselipi dengan pelaksanaan The Sixth International Maluku Research Conference yang melibatkan para peneliti yang pernah meneliti Maluku dari seluruh dunia.
Tema
‘Meningkatkan Solidaritas Ke-Maluku-an Dalam Perspektif Jar Dabagul Kepulauan Aru’.
Jadwal Kegiatan
KEGIATAN
WAKTU
TEMPAT
Kongres Budaya Maluku
7 Nov’ 2018
Aula Kantor Bupati
Book launches
6 Nov’ 2018
Disesuaikan
Konferensi Kebudayan Maluku
6  Nov’ 2018
Gedung Sita Kena
Konferensi Internasional Penelitian Maluku
7 November 2018
Gedung Aula BPKAD Kab. Kep. Aru
Pameran Foto dan Poster
6 – 8 Nov’ 2018
Gedung Aula BPKAD Kab. Kep. Aru
Pagelarana Seni & Pameran Budaya Maluku
6 – 8 Nov’ 2018
Lapangan Kantor Bupati
Permainan Rakyat dan Perlombaan Ketangkasan Memanah
6 – 8 Nov’ 2018
Sekitar main venue
Kelas Budaya
7 November 2018
SMA Negeri 1 Dobo
Menelusuri Jejak-jejak Pelayaran Alfred Russel Wallace di Selat Manumbai  Kepulauan Aru
8 Nov’ 2018
Desa Papakula, Kec. Aru Tengah



Topik-topik
Berdasarkan Tema KKM III maka ada 5 sub tema yang dapat dijabarkan dalam topic-topik sebagai berikut:
1.      Meningkatkan Solidaritas ke-Maluku-an dalam perspektif JAR DABAGUL pada dimensi hukum, pemerintahan dan politik.
Tema ini akan dibahas melalui topic-topik:
a)      Sistem pemerintahan adat ursia dan urlima dari berbagai sudut pandang di Maluku.
b)      Hubungan kekerabatan antara ursia-urlima, patasiwa-patalima, lorsi-lorlim dan ulisiwa-ulilima dalam sejarah orang Maluku.
c)      Strategi pembangunan politik kebudayaan dan pengembangan budaya politik ke-Maluku-an sebagai penegasan dari identitas ke-Maluku-an dalam perspektif ursia dan urlima.
d)      Diplomasi kebudayaan orang Maluku dalam pergaulan nasional dan internasional.
2.      Meningkatkan Solidaritas ke-Maluku-an dalam perspektif JAR DABAGUL pada dimensi budaya kemaritiman.
Tema ini akan dibahas melalui topic-topik:
a)      Mengenal pola migrasi orang Maluku dari sudut pandang sejarah perjalanan kalaimona atau perahu yang ditumpangi.
b)  Peranan struktur organisasi kalaimona (depan, tengah, belakang) dalam pola kepemimpinan di Maluku.
c)      Filosofi kebersamaan dalam mendayung kora-kora sebagai identitas ke-Maluku-an untuk manggurebe maju bersama.
d)      Hak-hak masyarakat adat yang berciri kepulauan.
3.      Meningkatkan Solidaritas ke-Maluku-an dalam perspektif JAR DABAGUL pada dimensi pendidikan dan Iptek.
Tema ini akan dibahas melalui topic-topik:
a)      Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai budaya lokal Maluku.
b)      Mengenal filosofi Jar Tabana Jar Tamuli sebagai salah satu identitas ke-Maluku-an dalam pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan serta teknologi di Maluku.
c)       Pengembangan life skill dan etos kerja orang Maluku dalam meningkatkan daya saing dalam konteks lokal, regional, nasional dan internasional.
d)      Penguatan Iptek dan inovasinya dalam pengembangan SDA dan SDM di Maluku.
4.      Meningkatkan Solidaritas ke-Maluku-an dalam perspektif JAR DABAGUL pada dimensi sosial budaya, keimanan dan perdamaian di Maluku.
Tema ini akan dibahas melalui topic-topik:
a)      Hubungan Pela Gandong dalam berbagai masyakarat adat lokal Maluku.
b)      Peranan ritual tambaroro dalam membangun keimanan dan toleransi hidup antar umat beragama.
c)      Metode penyelesaian konflik dan sistem pencegahan konflik berbasis budaya local.
d)      Membangun Maluku sebagai satu kesatuan entitas budaya, Sita Eka Tu (Kita adalah Satu).
5.      Meningkatkan Solidaritas ke-Maluku-an dalam perspektif JAR DABAGUL pada dimensi Adaptasi Perubahan Iklim dan Konservasi Lingkungan.
Tema ini akan dibahas melalui topic-topik:
a)      Peningkatan kapasitas adaptasi lokal terhadap ancaman perubahan iklim global berbasis kearifan lokal Maluku (penerapan sasi untuk tujuan pelestarian dan pengembangan sumberdaya alam sebagai upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim global).
b)      Mitigasi ancaman bencana akibat perubahan iklim berbasis nilai-nilai budaya lokal Maluku.
Pelaksana
Panitia Kongres Kebudayaan Maluku III, Lembaga Kebudayaan Daerah Kepulauan Aru (LKDKA), Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru, Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku (LKDM) dan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku.
Alamat email
lkdkeparu@gmail.com
Alamat website
lkdka.blogspot.com

CALL FOR PAPERS
The Sixth International Maluku Research Conference
6-8 November, 2018, in Dobo, Kabupaten Aru, Maluku Province, Indonesia
Abstract Submission Deadline: 1st of September 2018 (second announcement)
Maluku is a region, yet also a gathering of different ecologies, histories, and states of mind. Research in Maluku remains full of nascent potential, even in cases where centuries of prior work have prepared the ground. The growing exchange and collaboration between researchers and Indigenous communities in Maluku, if continued and strengthened, will empower Malukans to have more of a voice in the discourse of international scholarship. Likewise, the increasing collaboration between academic disciplines in Maluku is an encouraging trend. These scholarly developments take place alongside the continuing effort from local civic organizations and governments to strengthen relationships between Malukans of diverse origins and cultures. The Sixth International Maluku Research Conference aims to bring together researchers from a wide range of nations and disciplines to encourage the exchange of ideas on the greater Maluku region.
The Sixth International Maluku Research Conference takes place as one part of the Third Maluku Cultural Congress (Kongres Kebudayaan Maluku III): a gathering of community leaders, artists, and scholars, with a focus on the Aru Islands and Maluku more broadly. The Congress will include performances of traditional music and dance, art exhibitions, visits to historical sites near Dobo, and a voyage following the traces of Alfred Russel Wallace in Manumbai Channel in the Central of Aru Island.
We invite researchers to submit paper proposals addressing the following topics:
o   Interdisciplinary Perspectives on the Aru Islands
o   History, Culture, Community, and Development in Maluku
o   Sustainability and Environment in Maluku: Potential and Threats
o   Diversity, Identity, and Ke-Maluku-an in Diaspora.
Please submit paper titles, and abstracts of 250 words or less, by email to lkdkeparu@gmail.com  by the 1st of September 2018 (second announcement)


DAFTAR MAKALAH YANG SUDAH DITERIMA PANITIA KKM III: 


 

  1.        Dr. Birgit Braeuchler, Monash University Melbourne. Performative Justice in Maluku.
    2.      Dr. Emilie Wellfelt, Stockholm University, Sweden. Appreciating Birds: Aru Avifauna in Early Modern Europe.
    3.      Dr. Eduardo Erlangga Drestanta, Universitas Sorbonne Paris. Otonomi Daerah dan Relasi Antar Etnis, Pulau Seram, Maluku, Indonesia Timur.
    4.      Prof. Hans Hagerdal, Linnaeus University, Sweden. Between Resistance and Cooperation: Colonial Contact Zones in Aru During the VOC Era.
    5.      Prof.dr. Fridus Steijlen (KITLV/VU). Contesting identities; Moluccans in Dutch diaspora.
    6.      Ligia J. Giay, Murdoch University Perth. Australian Pearl-Shellers in Aru.
    7.      Heppy Leunard Lelapary & Susi Heredilla Latuconsina, Universitas Pattimura Ambon. Aksara dan Penanggalan Dalam Pelaksanaan Ritual Adat Rumpun Hatuhaha, Kajian Semiotika.
    8.       Leunard Lelapary & Thomas Matulessy, Universitas Pattimura Ambon. Historiografi Sejarah Asal Usul Kapitan Pattimura Thomas Matulessy dari Hulaliu Pulau Haruku.
    9.      Jacquelin Pattiasina, Balai Pelestarian Budaya Maluku. Analisis Makna dan Fungsi Nyanyian Adat dalam Ritual Perkawinan Adat Kei.
    10.  Dr. Antoinette Schapper, Koninklijk Institute Voor Taal Land en Volkenkunde, Leiden. Shared Vocabulary in the Banda Zone.
    11.  Dr. Ross A. Gordon, Alberta University Canada. Oral Tradition in Cryptic Song Lyrics: Continuous Cultural Revitalization in Batuley.
    12.  Nur Aida Kubangun, Unpatti Ambon. Right of the Sea in Aru Island District: Management of Customary Community Based Fisheries Resources.
    13.  Hatib Kadir, CCFS (Center for Culture and Frontier Studies), Brawijaya University. Mutual Trickeries and Accountability: The Complex Field of Play in thePolitics of Funds in Maluku Province, Indonesia.
    14.  Marthen M. Pattipeilohy, S.Sos, Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku. Perempuan Pengelola Ikan Balobo Dalam Ketahanan Budaya Lokal dan Ekonomi Kerakyatan di Desa Longgar Kecamatan Aru Tengah Selatan.
    15.  Drs. Wim Manuhutu, Vrije Universiteit Amsterdam. Memanfaatkan Warisan Budaya Maluku Untuk Pembangunan Maluku.
    16.  Drs. Wim Manuhutu, Vrije Universiteit Amsterdam. Provincialising Ambon and Colonializing Maluku Historiography.
    17.  Ganies Oktaviana, Satu Kata. The Kitchen: Struggling Space and Concept of Resistance and Daily Life of Maluku People.
    18.  Dr. Verry Patty, Mollucan Theological Seminary, Harlem. Ambon Panggil Pulang.
    19.  W.R. Hetharia. Kora-kora, The Moluccas Maritime Heritage: The Past and The Future.
    20.  Fella Gaspersz. Analisa Karakteristik Batang Kulit Pohon Sagu (Cortex metroxylon sago) Sebagai Alternatif Material Bangunan.
    21.  Dr. Tontji Soumokil, MA. Study on Poverty in the District of Aru Islands.
    22.  Dr. Tontji Soumokil, MA. Struktur Makro Orang Ambon.
    23.  Sonny A. Djonler, Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku Kabupaten Kepulauan Aru. Buah Raja dan Buah Tongki di Aru dari Masa ke Masa.
    24.  Ross A. Gordon & Sonny Djonler. Hope and Energy at the Arafura Sea Shore.
    25.  Dr. Pieter Jacob Pelupessy. Gumu Mae Tawotu Tana Wanuwae: Integrasi Kultural Kelompok Patasiwa-Patalima Untuk  Membangun Tanah Bati.
    26.  Prof. Hermien L. Soselisa, Unpatti Ambon. Membaca Monumen di Kota Dobo: Interprestasi Tentang Dinamika Identitas dan Afiliasi Lokal.
    27.  Efilina Kissiya, Johan Pattiasina, Nur Aida Kubangun, Unpatti Ambon. Sejarah Masyarakat Tionghoa Aru di Kabupaten Kepulauan Aru.
    28.  Bernadus W. Titing, Unpatti Ambon. Agama Orang Basudara Salam-Sarani.
    29.  Fransina Matakena, Unpatti Ambon. Ale Rasa Beta Rasa.
    30.  Dortje L. Y. Lopulalan, Unpatti Ambon. Peran Komunikasi Keluarga Dalam Melestarikan Bahasa Lokal di Negeri Waay Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
    31.  Simona Ch. Litaay, Unpatti Ambon. Dinamika Sosial Orang TNS di Waipia Maluku Tengah.
    32.  Sarmalina Rieuwpassa, Unpatti Ambon. Pembangunan Perdamaian Berkelanjutan di Kota Ambon.
    33.  Jeanny Manusiwa, VU.
    34.  Leolita Masnun, Vrije Universiteit Amsterdam. Orang Tenggara Jauh di Kupang.
    35.  Steve G., C. Gazpersz, Nancy N. Souisa, Fabian N. J. Souisa. Islam-Kristen Dalam Diskursus Kebudayaan dan Etnisitas.
    36.  Lekatompessy, Debby R., Soumokil, Ruth P., Ririmasse, Hedy C. Pemanfataan Karakteristik Getaran Dalam Menentukan Konstruksi Sambungan Kapal Kayu Yang Tepat dan Bersesuaian Dengan Karakteristik Mesin.
    37.  H. L. Soselisa, J. K. Matuankotta, D.J.A. Hehanussa. Pesona Laut: Kajian Kompleksitas Hukum Penggunaan Petuanan Perairan di Pulau Saparua, Maluku Tengah.
Note: Tolong dimaafkan kalau ada kesalahan penulisan gelar. Silahkan diusulkan kalau ada penambahan gelar. Terima kasih.
 

4 komentar:

  1. mohon informasi berkaitan dengan akomodasi. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Mengenai akomodasi masih dibahas dicari jalan keluarnya oleh Panitia Pelaksana karena memang jumlah penginapan di Dobo terbatas tapi akan dipastikan ada akomodasi yang tersedia apakah menggunakan rumah-rumah penduduk dan sebagainya. Nanti setelah diputuskan oleh Panitia maka akan kami sampaikan. Terima kasih. Ttd Ketua Lembaga Kebudayaan Daerah Aru.

    BalasHapus
  3. Pak Sonny Djonler...1. apakah sudah ada keputusan untuk akomodasi?
    2. apakah materi paper lengkap sdh harus dikirim ke panitia?
    thanks........

    BalasHapus
  4. Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Panitia maka dengan berat hati perlu kami sampaikan bahwa Panitia tidak bisa menanggulangi akomodasi peserta Kongres namun Panitia akan memastikan bahwa ada ruang hotel yang tersedia untuk para peserta Kongres. Meski demikian transportasi lokal akan ditanggung oleh Panitia Lokal. Mohon maaf atas ketidak-nyamanan ini. Salam....

    BalasHapus